GO-Tips: “Tidur” Bersama Diabetes

0
1467
“Gula” tidak semanis yang kita kira Diabetes. Secara umum kita sering menyebutnya sebagai penyakit “gula”, dimana kondisi badan tidak dapat memproduksi insulin di dalam tubuh secara benar. Hal ini menyebabkan kenaikan tingkatan kadar gula dalam tubuh secara berlebihan, melebihi jumlah yang diperlukan. Penyakit diabetes yang biasa kita kenal dengan penyakit “gula”, ternyata tidaklah semanis yang kita pikirkan. Faktanya, organisasi kesehatan dunia WHO di tahun 2014 mencatat kurang lebih 99.400 jiwa meninggal dunia karena diabetes, di Indonesia sendiri. Data tersebut tidak termasuk data yang meninggal terdapat kadar gula darah yang tinggi dalam darahnya, terhitung 157.500 jiwa. Organisasi diabetes internsional seperti, IDF, memperkirakan jumlah kematian karena diabetes akan terus meningkat hingga tahun 2045. Data tersebut menggambarkan penyakit “gula” tidaklah semanis yang kita kira. Seperti apa tipe anda? Penyakit diabetes dapat digolongkan kedalam 2 tipe: tipe 1 dan tipe 2. Dua tipe ini memiliki “kelebihannya” masing-masing. Apabila sesorang didiagnosa memiliki diabetes tipe 1, dapat diartikan pankreas orang tersebut tidak dapat memproduksi insulin secara berkala. Insulin merupakan hormon peptida dalam tubuh yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Berbeda dengan diabetes tipe 2, dimana tubuh anda dapat memproduksi hormon insulin, akan tetapi jumlahnya tidak cukup bagi keperluan tubuh anda. Dalam kata lain, tubuh anda tidak dapat menggunakan insulin secara baik dan benar. Seseorang yang menghidap penyakit diabetes ini dapat merasakan gejala-gejalanya dan terkadang tidak dapat merasakan gejala apapun, hal ini bergantung dengan sebaik apa anda dapat mengkontrol kadar gula dalam darah anda. Gejala jagka pendek dari tingginya kadar gula dalam darah dapat dirasakan secara berkala, seperti sering kehausan atau lapar, dan juga seringnya buang air kecil. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak biasa, gejala-gejala ini dapat berdampak pada cara tidur anda. Studi riset: Mengapa diabetes pengaruhi kemampuan anda untuk tidur? Pada studi tahun 2012, para peneliti menelaah tentang kaitan gangguan tidur dengan diabetes. Gangguan tidur yang dimaksud termasuk; susahnya untuk tertidur atau tetap tertidur, dan terlalu banyak tidur. Hasil studi menemukan hubungan yang jelas antara gangguan tidur dan diabetes. Para peniliti mengatakan, kurangnya tidur merupakan faktor resiko yang signifikan untuk bagi diabetes, yang mana terkadang dapat kita kontrol. Menghidap diabetes tidak selalu berarti tidur anda akan kena dampak. Hal ini lebih mengarah kepada gejala diabetes apa yang anda rasakan dan bagaimana anda mengelolanya. Gejala tertentu lebih memungkinkan untuk timbulkan masalah ketika anda mencoba unutk tidur, seperti: Tingginya kadar gula dalam darah dapat sebabkan seringnya buang air kecil. Jika gula darah anda tinggi pada malam hari, anda bisa berakhir dengan terbangunnya pada saaat tidur untuk gunakan kamar mandi. Ketika tubuh anda memiliki ekstra glukosa, hal ini dapat menarik air dalam jaringan tubuh. Hal tersebut dapat membuat anda dehidrasi, dan berikan dorongan untuk mengambil air minum pada saat tidur. Gejala rendahnya kadar gula dalam darah, seperti kegoyahan, pusing, dan keringatan, dapat berdampak pada tidur anda. Gangguan tidur pada penghidap diabetes? Berguling dan berputar-putar pada saat tidur sepanjang malam adalah hal biasa pada seseorang yang menghidap diabetes. Beberapa gangguan tidur dan gangguan lainnya yang pengaruhi tidur merupakan hal biasa pada seseorang yang menghidap penyakit “gula”. Simak gangguan tidur apa saja yang berhubungan dengan diabetes. Sleep apnea Gangguan tidur yang sering ditemui pada seseorang yang terjangkit diabetes. Studi tahun 2009, peneliti temukan sekitar 86 persen dari partisipan yang memiliki gangguan tidur sleep apnea, terjangkit diabetes. Dari grup partisipan ini, kurang lebih 55 persen terjangkit diabetes yang sudah parah dan memerlukan penanganan. Sleep apnea sering ditemui pada seseorang yang menghidap diabets tipe 2. Dikarenakan mereka memiliki berat badan yang tidak sehat atau berlebihan, yang mana dapat menyempitkan bagian pernapasan. Restless leg syndrome RLS ditandai dengan dorongan yang konstan untuk menggerakan kaki anda. Hal ini biasa terjadi pada jam-jam malam, yang mana dapat membuat anda kesulitan unutk tidur atau tetap tertidur. RLS timbul dikarenakan kekurangan zat besi. Faktor resiko RLS termasuk tingginya tingkatan kadar glukosa dalam darah, masalah pada ginjal, dan gangguan tiroid. Tembakau juga dapat memicu terjadinya RLS. Insomnia Dapat ditandai dengan kesulitan untuk tidur dan tetap tertidur. Anda akan memiliki resiko lebih tinggi jika anda memiliki tingkatan stres yang tinggi bersamaan dengan tingginya tingkatan glukosa. Kurangnya tidur juga pengaruhi diabetes anda Para ahli mengasosiasikan kurangnya tidur dengan keseimbangan perubahan hormon yang dapat pengaruhi asupan makanan dan berat badan. Jika anda memiliki diabetes, anda akan berhadapan dengan tantangan yang berulang-ulang. Hal ini biasa terjadi untuk mengimbangi kurangnya tidur, dengan cara memakan jumlah makanan yang diperlukan untuk mendapatkan energi lewat kalori. Hal tersebut dapat meningkatkan tingkatan kadar gula anda dan membuat anda kesulitan untuk capai jumlah waktu tidur yang lumayan. Kurangnya tidur juga meningkatkan resiko obesitas. Obesitas dapat tingkatkan resiko mengembangkan tipe 2 diabetes. Simak juga tips untuk tingkatkan kualitas tidur anda, hanya di GO-Tips. Tips & info berguna bagi kesehatan anda. Healthy Life, Start Here.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here