Teknologi “Tiruan” Matahari
Matahari. Bintang yang terdiri dari plasma panas dan medan magnet ini merupakan sumber kehidupan bagi kita semua, manusia dan semua makhluk hidup di bumi. Sebagian besar didominasi oleh hidrogen, matahari memancarkan energi atau sinar ke bumi yang mana kita semua ketahui membantu perkembangan hampir semua bentuk kehidupan melalui proses fotosintesis, serta membantu merubah iklim dan cuaca di bumi. Sinar yang terpancar oleh “the brightest stars in the milky way” ini juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan kita, manusia. Seperti, sumber alami pro-vitamin D – diketahui sangat baik bagi kesehatan kulit – dan membantu proses penyembuhan penyakit pada tubuh.
Hal tersebut sudah terbukti oleh berbagai studi riset dalam dunia kesehatan di seluruh dunia. Sinar atau energi matahari, khususnya yang dapat membantu proses penyembuhan penyakit, dipancarkan oleh matahari pada kisaran pukul 7 hingga 10 pagi. Waktu tersebut diyakini merupakan the healthiest time’s you can get dari sinar atau energi matahari.
Namun, seiringnya waktu dan perkembangan di dunia membuat kita berkendala untuk mendapatkan energi tersebut. Mengapa? Karena lapisan ozone di bumi yang semakin hari semakin menipis terkikis, “atmosphere? more like atmos-fear” (tidaklah sekuat dahulu kala, yang mana dapat menahan hampir semua pancaran radiasi matahari serta sinar atau objek-objek luar angkasa yang dapat membahayakan bumi, khususnya manusia), dan polusi di hampir setiap inci daerah atau tempat yang kita huni. Hal tersebut tidaklah luput dari kesalahan manusia. Pemanasan global, limbah dan polusi adalah ulah kita para manusia.
Akantetapi sekarang ini, dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat – selain memberikan dampak negatif, juga menghadirkan terobosan baru – para ilmuwan dan peneliti telah memberikan jawaban atas kendala untuk mendapatkan sinar atau energi matahari yang dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. FIR atau Far-Infrared, energi panas dengan panjang gelombang 6 hingga 14 mikron ini merupakan energi yang meniru pancaran sinar matahari pada pukul 7 hingga 10 pagi dan diketahui memiliki kemampuan yang sama.
Dalam dunia kesehatan teknologi FIR dianggap sebagai angin segar, karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Energi FIR ini menusuk sejauh 4 cm ke dalam tubuh, memberikan efek vibrasi dan resonasi dengan cara menstimulisasi molekul air dalam tubuh – sebagian besar tubuh kita didominasi oleh air, tidak terkecuali darah – sehingga menghasilkan panas dalam tubuh. Energi panas yang dipancarkan oleh FIR ini terbukti dapat melenturkan atau melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah dalam tubuh dapat mengalir dengan lancar. Selain itu FIR dipercaya dapat membantu proses pembakaran lemak dalam tubuh, memecah atau mengurai molekul air, – agar proses penyerapan molekul yang masuk ke dalam tubuh lebih mudah – dan menghambat perkembangan sel kanker, bakteri, dan jamur dalam tubuh lewat pancaran energi FIR yang memiliki panjang gelombang 6 hingga 14 mikron.
Energi FIR secara alami dihasilkan oleh pancaran sinar matahari pagi, namun ada beberapa sumber lain yang dipercaya dapat memancarkan energi FIR. Sebelumnya, sumber-sumber ini dapat dikategorikan menjadi dua; Unprocessed dan Processed.
Selain matahari, sumber energi FIR yang tidak terproses atau Unprocessed adalah batu Tourmaline. Tourmaline yang merupakan batuan tambang berbentuk kristal ini, telah terbukti oleh para peniliti dan ilmuwan lewat berbagai studi riset, dapat memancarkan energi FIR dan ion negatif (akan dibahas dalam artikel di bawah ini) secara alami yang diketahui memiliki banyak manfaatnya bagi kesehatan, salah-satunya adalah melancarkan peredaran darah dalam tubuh. Batuan alami Tourmaline ini juga dapat digabungkan atau dilebur dengan bahan lain, seperti silikon.
Namun, adapun batuan alami yang perlu diproses (processed) terlebih dahulu sebelum dapat memancarkan energi FIR, yaitu Germanium. Germanium merupakan batuan olahan yang dengan mudah dapat dibentuk dan juga memancarkan energi FIR dan ion negatif sama seperti batu Tourmaline. Germanium yang baru ditemukan pada abad 18 ini, – oleh ahli kimia Jerman, Clemens Winkler – melewati berbagai macam proses sebelum akhirnya dapat memancarkan energi FIR. Selain itu juga terdapat bahan alami yang dapat memancarkan energi FIR setelah melewati berbagai macam proses, yaitu arang bambu (bamboo charcoal).
Arang bambu merupakan hasil proses pembakaran (pyrolisis) tanaman bambu jepang yang sudah sangat dikenal di seluruh dunia, akan kelenturannya. Dalam sistem penyaringan atau filtration, arang selalu di tempatkan pada posisi teratas karena memiliki sifat yang dapat menetralisir racun. Selain itu, arang bambu juga memiliki kemampuan dari menetralisir rasa, membunuh bakteri, hingga menyerap kelembaban dan dapat digabungkan bersamaan dengan serat kain. Arang bambu juga menghasilkan energi FIR, ion negatif dan ion perak.
Kita telah mengetahui secara singkat bagaimana sinar matahari sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Energi FIR dan pro-vitamin D hanyalah segelintiran “pancaran manfaat” yang dihasilkan matahari. Di samping itu matahari juga menghasilkan ion negatif atau anion.
Ion adalah atom atau molekul bermuatan listrik. Ion dapat terbagi menjadi dua, yaitu cations atau kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Ion negatif merupakan atom yang mengandung oksigen dan ekstra elektron di dalamnya, yang mana terbentuk dan dapat ditemukan – sebagian besar – di alam terbuka yang dipengaruhi oleh air, udara, rediasi inheren bumi, dan tanpa terkecuai sinar matahari.
A wiseman once said, “When the sun’s gone, the earth goes dark. But when the sun’s come, the earth just like a big park.” Hal tersebut merupakan sedikit gambaran mengenai pancaran sinar matahari yang merupakan sumber kehidupan dan sumber alami ion negatif. Alam terbuka tanpa polusi, tanpa gedung-gedung bertingkat yang menutupi pancaran sinar matahari, dan tanpa caci-maki pada pagi hari, merupakan sumber terbesar ion negatif di bumi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ion negatif merupakan hal yang lazim ditemukan pada tempat yang bersinergi dengan alam, khususnya disekitar air yang mengalir – dalam hal ini, adalah alam terbuka.
“rasa” udara di alam terbuka yang kita rasakan dan perasaan yang kita dapatkan pada saat berkunjung ke pantai, air terjun ataupun sehabis badai, adalah kondisi di mana tubuh kita menyerap benefit atau manfaat dari ion negatif. Ion negatif memiliki manfaat bagi kesehatan, diantaranya; memberikan energi tambahan dengan cara mengaktifkan sel-sel dan hormon dalam tubuh; meransang sel-sel tubuh untuk beregenerasi sehingga dapat menyeimbangkan hormon-hormon dalam tubuh; sebagai superoksida dismutase yang mana mencegah penuaan dini; dan juga dapat mencegah penyakit, virus, dan bakteri dengan cara meningkatkan kinerja limpa – memproduksi zat anti-bodi, yang berfungsi untuk menjaga sistem imun tubuh.
Kita telah mengetahui – pada artikel pembuka di atas – bahwa matahari terdiri dari plasma panas dan medan magnet . Medan magnet aktif pada matahari memberikan efek pada aktifitas matahari itu sendiri, di antara lain: sun spot atau titik pada permukaan matahari, semburan matahari atau solar flare, angin matahari yang mengangkut material-material melintasi tata surya, dan efek medan magnet pada aktifitas matahari juga dapat merubah struktur atmosfer terluar bumi.
Dalam dunia kesehatan magnet juga memiliki peran dalam membantu meningkatkan dan menjaga kesehatan tubuh kita. Sama halnya dengan medan magnet pada matahari, magnet yang digunakan dalam dunia kesehatan – dikenal dengan nama medical magnet – merupakan magnet terapi berkekuatan 2000 hingga 3000 gauss yang bereaksi terhadap zat besi dalam tubuh kita dan memberikan efek vibrasi , sehingga meningkatkan kadar oksigen dalam darah serta melancarkan aliran darah.
Secara singkat, kita tidak dapat memungkiri bahwa matahari merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan bumi. Pancarannya memberikan dampak positif bagi kita semua, khususnya kesehatan. Energi far-infrared atau FIR, pro-vitamin D alami, hingga ion negatif dan medan magnet aktif matahari memiliki peran masing-masing terhadap bumi dan manusia. Namun, adanya kendala yang kita harus rasakan, akibat ulah kita para manusia itu sendiri membuat “pancaran manfaat” matahari sekarang ini sulit untuk didapatkan dan dirasakan.
Akantetapi, seiringnya waktu berjalan, kemajuan teknologi secara global, dan penemuan-penemuan baru memberikan secercah harapan serta “tamparan” bagi manusia akan perbuatannya, yang mana menghasilkan kendala bagi kita untuk nikmati pancaran manfaat sinar matahari. Terobosan baru dengan cara “meniru”, seperti: batu Tourmaline, Germanium, dan arang bambu – terbukti dapat memancarkan energi FIR dan menghasilkan ion negatif secara alami – serta medical magnet yang bermanfaat lancarkan aliran darah lewat efek vibrasinya. Hal tersebut hanyalah segelintiran “tiruan” alami yang dapat atau setidaknya sedikit menggantikan beberapa manfaat dari sinaran matahari, yang merupakan sumber energi sekaligus sumber kehidupan bagi kita manusia.