Diabetes Meningkatkan Risiko Stroke

0
977
Diabetes Meningkatkan Risiko Stroke

Mungkin hampir semua orang telah mengetahui, bahwa faktanya penyakit kencing manis atau yang biasa kita kenal dengan diabetes, merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya penyakit stroke. Diketahui mereka para penderita diabetes ini memiliki peluang 1,5 kali lebih tinggi terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki diabetes. Mengapa demikian? Karena hal ini disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam darah dapat memicu terjadinya aterosklerosis.

Apa sih yang disebut dengan aterosklerosis? Ini adalah suatu kondisi kesehatan di mana proses terbentuknya lapisan-lapisan lemak – biasa disebut sebagai sumbatan kolestrol, dalam pembuluh darah. Lapisan lemak atau sumbatan yang berada sepanjang pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan lebih parah penyumbatan di pembuluh darah. Hal tersebut menjadi ukuran seberapa pentingnya menjaga kadar gula dalam darah dalam batasan normal menjadi sesuatu yang wajib untuk dilakukan oleh penderita diabetes.

lapisan lemak yang menumpuk menjadi plak pada pembuluh darah mengganggu aliran darah.

Biasanya mereka para penderita diabetes yang juga terserang oleh penyakit stroke memiliki kesulitan dalam proses pemulihan pasca-stroke. Dampak yang ditimbulkan stroke, meliputi kelumpuhan atau masalah kesehatan lainnya yang biasanya jadi lebih sulit untuk disembuhkan pada pasien stroke dengan diabetes dibandingkan dengan mereka yang hanya terserang stroke saja. Mereka yang diabetes juga memiliki risiko lebih besar untuk kembali terserang stroke untuk kedua atau kesekian kalinya. Lebih parahnya, angka kematian pada pasien diabetes yang mengalami stroke lebih tinggi dibandingkan pasien stroke tanpa diabetes.

Gejala stroke

Untuk mencegah penyakit stroke datang menyerang ataupun bertambah parah serta mempermudah pemulihan pasca-stroke, penting bagi Anda untuk mengenali gejala-gejala apa saja yang akan timbul. Selain itu, bukan hanya penting bagi mereka para penderita, akan tetapi juga bagi Anda yang mendampingi agar dapat memberikan pertolongan pertama sebelum terlambat. Berikut beberapa gejala yang biasanya umum terjadidan ditemui:

Sakit kepala dan pusing merupakan salah satu gejala dari penyakit stroke yang sering timbul.
  • Kelumpuhan di bagian wajah, tangan, atau kaki yang cenderung terjadi pada salah satu sisi tubuh,
  • Wajah terlihat “turun” (pada salah satu bagian),
  • Linglung & pusing,
  • Kesulitan dalam memahami pembicaraan (terserangnya area sensoris otak “Wernicke”) dan kesulitan dalam merangkai kata/kalimat (area motorik “Broca”),
  • Kesulitan melihat, baik menggunakan satu atau kedua mata,
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi, dan
  • Sakit kepala hebat tanpa sebab yang jelas.

Siapa saja yang berisiko terserang stroke?

Memang benar faktanya, penderita diabetes miliki risiko lebih rentan terserang stroke. Akan tetapi, ada beberapa orang dengan kondisi kesehatan yang juga sama-sama berisiko terhadap serangan stroke:

Mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas berisiko lebih besar terserang stroke.
  • Obesitas atau berat badan yang berlebih,
  • Perokok aktif/pasif,
  • Memiliki tekanan darah tinggi,
  • Jumlah kadar kolesterol yang berlebih dalam darah,
  • Mengkonsumsi alkohol berlebih, dan
  • Memiliki riwayat stroke, penyakit jantung dan vaskular lainnya di lingkungan keluarga

Pemulihan stroke pada penderita diabetes

Sebagai salah satu faktor penyebab stroke, diabetes juga dapat menghambat proses pemulihan pasca serangan. Meskipun demikian, bukanlah berarti bahwa pasien diabetes tidak memiliki harapan untuk pulih dari stroke yang telah dialaminya. Dengan mengontrol asupan gula secara disiplin, menjadi salah satu solusi penting dalam pemulihan pasca-stroke bagi pasien diabetes.

Hiperglikemia atau kondisi di mana kadar gula dalah darah melebihi batasan normal biasa terjadi sekitar 30-40 persen pada pasien penderita stroke iskemik. Hal tersebut dapat mengindikasikan adanya riwayat penyakit diabetes pada pasien yang bersangkutan atau terjadinya stress jaringan. Dalam keadaan ini, biasanya dokter akan menggunakan insulin untuk mengatasi hiperglikemia yang terjadi.

Disaat serangan stroke telah berhasil diatasi dan masuk ke dalam proses pemulihan, kemungkinan dokter akan memberikan terapi obat-obatan kimia seperti Alteplase. Obat-obatan ini berfungsi untuk menghilangkan bekuan darah dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh serangan stroke. Pemberian obat ini biasa dilakukan dalam rentan waktu 4,5 jam setelah serangan datang menyerang. Maka dari itu, semakin cepat dan tepat dilakukannya penanganan akan memudahkan pula pemulihan stroke serta dampak yang dihasilkan oleh stroke itu sendiri. Selain itu, menggunakan terapi obat-obatan, terkadang langkah operasi juga dapat dilakukan untuk mengatasi sumbatan yang terjadi di pembuluh darah.

Perubahan gaya hidup & terapi pendukung

Insulin, terapi obat, tindakan operasi ataupun berbagai pengobatan lainnya tetap saja tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Mengatur pola makan dengan menu seimbang dan sehat, berhenti merokok, dan berolahraga secara rutin dapat membantu Anda mengontrol gula darah dan kadar kolesterol. Jangan lupa juga untuk patuh dan disiplin dalam mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter Anda, baik untuk diabetes yang Anda miliki maupun untuk pemulihan stroke yang dijalani.

Selain itu, dengan semakin meluasnya perkembangan teknologi di segala sektor, tidak terkecuali pada dunia kesehatan, hal ini memungkinkan teknologi seperti laser dapat dijadikan sebagai terapi pendukung untuk mengatasi masalah diabetes dan juga pemulihan pasca-stroke. Terapi pendukung dengan menggunakan pancaran sinar low-level laser ini telah diketahui dapat membantu mengontrol jumlah kadar gula dalam darah dengan cara merangsang mitokondria – sel tubuh yang bertugas memproduksi energi bagi tubuh dengan cara “membakar” kolesterol dan gula darah, bekerja lebih efektif dan maksimal. Sehingga gula darah yang berlebih dapat dikonversi menjadi energi bagi tubuh Anda.

Terapi laser ini juga dapat menghambat agregasi trombosit dan mengaktifkan fibrinolisis, yang berarti mencegah kekentalan darah dan mengurai gumpalan darah. Tidak sampai disitu saja, terapi pendukung yang menggabungkan teknologi laser dan metode tradisional akupuntur ini bersifat non-invasif serta dapat merangsang pembuluh darah untuk memproduksi nitric oxide yang mana adalah suatu komponen terpenting dalam pembentukan otot tubuh dan membantu melancarkan jumlah aliran darah menuju jaringan tubuh. Hal ini memungkinkan pengiriman oksigen dan nutrisi lebih banyak untuk sampai kepada otot yang dilatih, sehingga pemulihan pasca-stroke dapat berjalan dengan sangat mudah dan meminimalisir dampak kerusakan yang diakibatkan oleh stroke.

Temukan informasi selengkapnya tentang terapi low-level laser yang terbukti dapat membantu Anda mengontrol kadar gula dalam darah dan mempercepat proses pemulihan serta meminimalisir dampak buruk bagi kesehatan akibat serangan stroke >>Cari tahu di sini<<

Perubahan pola hidup, disiplin dalam rencana pengobatan yang telah ditetapkan serta dibarengi dengan terapi pendukung lainnya seperti terapi laser akan menghindarkan Anda dari risiko terserangnya stroke berulang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here