Ketika seseorang terdiagnosis prediabetes, kadar gula darah akan selalu tinggi meskipun belum termasuk dalam kategori diabetes tipe 2. Seiring berjalannya waktu, semua orang menginginkan sesuatu yang instan sehingga banyak orang yang tidak memiliki aktivitas fisik yang cukup dan menjadikan berbagai restoran cepat saji menjamur di berbagai sudut kota untuk memenuhi kebutuhan semua orang.
Pola hidup dan pola makan yang buruk menyebabkan risiko terjadinya prediabetes yang umumnya diderita para orang tua.
Berolahraga secara rutin setiap minggu, pola diet yang sehat, dan menjaga berat badan adalah cara yang tepat untuk menstabilkan kondisi prediabetes dan mencegah perkembangannya sebelum menjadi diabetes tipe 2.
Apa yang Dimaksud dengan Prediabetes?
Prediabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah selalu tinggi tetapi belum termasuk kategori diagnosis diabetes tipe 2.
Ketika seseorang memiliki prediabetes, tubuh mereka tidak dapat memanfaatkan insulin dengan efektif. Insulin merupakan hormon yang berfungsi untuk mengantarkan gula darah pada aliran darah menuju sel untuk digunakan sebagai energi.
Ketidakmampuan insulin untuk melakukan tugasnya menyebabkan sel tidak memperoleh energi yang cukup akibatnya terjadi penumpukan gula darah. Tingginya kadar gula darah atau biasa disebut dengan diabetes menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, terutama kerusakan pembuluh darah, jantung, dan ginjal. Kondisi prediabetes umumnya tidak menunjukan gejala yang signifikan, sehingga penderita kebanyakan tidak menyadari kondisi ini. Terlalu sering mengonsumsi makanan mengandung kadar gula tinggi, dapat menyebabkan prediabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2. Untuk itu, penting untuk menjaga asupan makanan sebelum prediabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Diagnosis
Pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya dilakukan jika pada usia 45 tahun untuk deteksi dini. Tetapi untuk orang-orang yang memiliki risiko diabetes seperti obesitas atau genetik, pemeriksaan harus dilakukan lebih awal. Beberapa pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan untuk mendeteksi prediabetes. Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan sebanyak dua atau tiga kali sebelum memberikan diagnosis pasti.
Glycated Hemoglobin Test
Tenaga ahli kesehatan menyebut glycated haemoglobin test sebagai A1C test. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kadar gula darah rata-rata pada seseorang selama 3 bulan terakhir. Pemeriksaan A1C dengan hasil antara 5.7 dan 6.4% menunjukkan adanya prediabetes. Pada beberapa keadaan, seperti kehamilan, dapat memengaruhi kadar gula darah seseorang dan mengganggu hasil A1C. Sebagai tambahan, beberapa orang dapat menunjukkan hasil A1C yang tidak akurat. Hal ini disebabkan karena perbedaan ras tertentu yang memiliki bawaan genetik sel sabit seperti pada orang Afrika, Mediterania, dan Asia Tenggara.
Hasil yang tidak akurat menyebabkan kesalahan pada diagnosis penyakit atau penanganan pada kenaikan kadar gula darah.
Tes Gula Darah Puasa

Penderita prediabetes memiliki hasil tes gula darah pada angka 100-125 miligram perdesiliter (mg/dL). Penderita prediabetes biasanya harus menghindari makan dan minum selain air putih selama 8-12 jam sebelum melakukan tes ini. Untuk itu, tes ini biasanya dilakukan pada pagi hari setelah berpuasa selama tidur sepanjang malam.
Tes Toleransi Glukosa Oral
Tes toleransi glukosa oral juga membutuhkan 8-12 jam puasa sebelum melakukannya. Umumnya, gula darah akan diperiksa sebelum dan 2 jam sesudah mengonsumsi minuman manis. Protokol pemeriksaan lain termasuk memeriksa kadar gula darah setiap 30-60 menit setelah mengonsumsi minuman manis. Jika hasil dari tes ini adalah 140-199mg/dL menunjukan adanya kerusakan toleransi glukosa. Dokter sering menggunakan tes ini untuk mendiagnosis orang yang tidak melakukan pemeriksaan A1C, seperti pada wanita yang memiliki diabetes gestasional atau gangguan pada darah.
Baca Juga: Beberapa Manfaat Diet Keto Bagi Diabetesi
Tes Prediabetes pada Anak-anak

Usia muda sekitar 12-19 tahun, tidak menutup kemungkinan adanya prediabetes. Sangat direkomendasikan untuk pemeriksaan diabetes pada anak-anak dengan berat badan berlebih atau memiliki faktor risiko prediabetes lainnya, seperti genetik.
Faktor risiko prediabetes dan diabetes pada anak-anak termasuk:
- Berat badan berlebih. Anak-anak yang obesitas atau memiliki lemak berlebih pada lingkar perut memiliki risiko prediabetes lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dengan berat badan yang ideal.
- Usia. Banyak diagnosis diabetes tipe 2 ditemukan pada anak-anak pada awal usia remaja.
- Keluarga. Anak-anak yang memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2 atau ibu yang memiliki diabetes gestasional akan memiliki kesulitan untuk mengontrol kadar gula darah.
- Ras atau etnis. Beberapa ras tertentu seperti Afrika dan orang asli Amerika memiliki kemungkinan tinggi terkena diabetes tipe 2.
Ketika dokter telah mendiagnosis prediabetes, pemeriksaan rutin harus dilakukan agar penderita prediabetes dapat mengontrol kadar gula darah untuk mencegah perkembangannya menjadi diabetes tipe 2. Selain pemeriksaan rutin, mengubah gaya hidup dan pola makan juga harus dilakukan.
Penderita prediabetes sebaiknya memeriksa gula darah sekali dalam setahun atau lebih sering, tergantung jumlah faktor risiko yang dimiliki.
Perkembangan Menjadi Diabetes Tipe 2
Beberapa tanda untuk mengetahui prediabetes menjadi diabetes tipe 2 yaitu:
- Meningkatnya rasa haus berlebihan
- Merasa selalu lelah dan lemah
- Merasa pusing dan mudah pingsan
- Pandangan menjadi rabun
Kondisi prediabetes tidak perlu dikhawatirkan, tetapi perlu dijadikan patokan untuk memfokuskan diet dan olahraga menjadi lebih rutin dah sehat untuk membalikkan kondisi penyakit ini sebelum menjadi diabetes tipe 2 yang bersifat permanen.
Diabetes memang menjadi penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikendalikan. Untuk itu, para diabetesi biasanya melakukan berbagai cara untuk mengendalikan diabetes mereka.
Untuk mereka yang memiliki prediabetes, mereka harus mengubah pola hidup dan pola makan mereka menjadi lebih sehat agar prediabetes tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Selain mengubah pola hidup dan pola makan, Dr Laser juga bisa menjadi teman untuk mengendalikan diabetes anda. Dr Laser memiliki sinar low level laser yang bekerja langsung ke pembuluh darah sehingga bisa mencegah diabetes dan mempercepat proses pemulihannya.
Temukan lebih banyak informasi mengenai Dr Laser >>SELENGKAPNYA<<