Puasa bukanlah suatu istilah yang asing dan sudah sering dipraktikan. Banyak agama yang juga mempraktikan puasa dengan tujuan beribadah. Untuk kebanyakan orang, puasa masih sering terlihat menakutkan dan menjadi tantangan yang cukup berat, tetapi puasa dapat memberikan manfaat positif dalam jangka waktu yang panjang dan membantu untuk membuang racun yang terdapat di dalam tubuh. Puasa juga dapat dilakukan pada penderita diabetes untuk memperbaiki keluhan atau untuk orang yang memiliki ciri ciri diabetes.
Puasa Meningkatkan Sensitivitas Insulin
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dengan berpuasa akan meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu untuk menjaga berat badan ketika dikombinasikan dengan olahraga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa orang muslim saat melakukan puasa selama bulan Ramadan, menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi efek buruk dari gula yang diperoleh di makanan. Sensitivitas insulin yang meningkat menandakan adanya perbaikan dalam kontrol gula darah.
Baca juga : Sering kesemutan? Yuk cari tahu penyebabnya..
Memberi waktu khusus dan durasi jarak diantara makan besar adalah faktor penting dalam mengatasi kondisi yang berhubungan dengan obesitas. Obesitas dikenal sebagai salah satu faktor risiko penting penyebab diabetes dan juga berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Puasa Dapat Merangsang Pertumbuhan Sel Beta Pankreas
Penelitian menunjukkan bahwa dengan berpuasa dapat merangsang pertumbuhan sel beta pada organ pankreas yang bertanggung jawab pada produksi insulin di tubuh, untuk mengatur kadar gula darah.
Melewatkan Sarapan Sebelum Berolahraga Dapat Membantu Manajemen Berat Badan
Olahraga berperan penting dalam menjaga berat badan dan kesehatan. Terdapat penelitian yang melibatkan kelompok orang sehat yang makan sarapan sebelum olahraga dibandingkan dengan kelompok orang sehat yang berolahraga terlebuh dahulu sebelum makan. Hasil penelitian membuktikan kelompok orang sehat yang berolahraga terlebih dahulu sebelum makan memiliki defisit asupan 400 kalori dibandingkan kelompok orang sehat yang sarapan dahulu sebelum berolahraga. Hal ini penting diketahui untuk mengontrol berat badan. Kondisi tubuh dengan perut kosong saat olahraga sebelum makan tidak akan menyebabkan hasrat ingin makan berlebih, tetapi dapat mengurangi jumlah asupan kalori.
Tingkat Kegemukan Bertambah, Mempengaruhi Kondisi Kesehatan
Diabetes tipe 2 adalah kondisi tubuh yang memiliki resistansi insulin atau tingkat sensitivitas insulin yang rendah sehingga kadar gula darah menjadi tinggi. Obat-obatan medis bertujuan untuk mengobati gejala diabetes, sementara diabetes sebenarnya dapat dicegah dan diperbaiki dengan perubahan gaya pola diet dan gaya hidup.
Salah satu faktor risiko resistansi insulin adalah konsumsi karbohidrat dan gula berlebih, yang menyebabkan produksi insulin berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat berkembang menjadi resistansi insulin. Konsumsi karbohidrat dan gula berlebih adalah penyebab tersering kegemukan. Kegemukan ini dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, radang sendi, dan beberapa jenis kanker. Beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan kegemukan adalah konsumsi makanan olahan pabrik atau makanan siap saji, obat-obatan, gaya hidup tidak aktif, dan kondisi psikologis.
Manfaat Tambahan Berpuasa
Selain bermanfaat untuk mengontrol berat badan, berpuasa dapat memberikan manfaat kesehatan lainnya. Siklus makan dan berpuasa mirip dengan kebiasaan makan pada zaman dahulu untuk mengembalikan tubuh pada kondisi alami, memungkinkan keuntungan dari proses biokimia diperoleh.
Ketika seseorang makan sepanjang hari, tubuh akan teradaptasi untuk membakar gula dan karbohidrat sebagai bahan bakar utama, sementara enzim yang terlibat dalam penggunaan dan pembakaran lemak berkurang. Hal ini menyebabkan meningkatnya sensitivitas insulin dan bertambahnya berat badan. Penting diketahui untuk mengurangi berat badan, tubuh perlu membakar lemak.
2 cara yang paling kuat untuk membakar lemak secara optimal adalah berpuasa dan pola makan teratur, disarankan untuk melakukan diet ketogenik. Berpuasa juga terbukti membantu mengurangi kadar hormon lapar yang tinggi, yaitu ghrelin. Berpuasa juga bermanfaat untuk meningkatkan human growth hormone (HGH) yang berfungsi untuk pertumbuhan otot dan pembakaran lemak. Berpuasa juga menekan proses peradangan dan radikal bebas dalam tubuh, meningkatkan imunitas tubuh, dan menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung. Salah satu efek samping dari meningkatnya keton selama berpuasa adalah meningkatknya fungsi kognitif dan menurunkan risiko penyakit saraf, seperti Demensia, Alzheimer, dan Parkinson. Ketika berpuasa, tubuh akan beradaptasi untuk mengurangi asupan gula sehingga tubuh terbiasa untuk membakar lemak.
Hindari Makan 3 Jam Sebelum Tidur
Makan terlalu dekat dengan jam tidur dapat memiliki efek negatif terhadap kesehatan. Lambung membutuhkan waktu beberapa jam untuk mengosongkan makanan setelah makan. Usia tua atau adanya riwayat penyakit refluks asam lambung, pengosongan makanan akan lebih lama. Seseorang dapat terkena refluks asam lambung tanpa gejala panas dalam, tetapi mengalami suara serak, sering membersihkan tenggorokan, bahkan asma. Kebiasaan makan sebelum tidur akan berakibat buruk pada mitokondria, bagian sel yang berfungsi untuk menghasilkan energi. Mitokondria akan rusak akibat menerima bahan bakar berlebih dan menyebabkan keseimbangan tubuh.
Kendalikan Sehat Dengan Berpuasa
Berpuasa dapat mengendalikan metabolisme tubuh secara efektif, bukan hanya untuk penderita diabetes tetapi juga untuk orang sehat. Berpuasa dapat mengaktifkan kembali dan mempercepat siklus pembaruan alami tubuh.
Jadi, berpuasa bukan hanya untuk menjalankan ibadah, akan tetapi bisa untuk kesehatan juga ya..